Skip to main content

KESAKSIAN HIDUP SAMUEL LAMB DALAM SEJARAH GEREJA BAWAH TANAH DI TIONGKOK Oleh Pdt. Daniel Santoso





3 Agustus 2013, Seluruh Gereja Bawah tanah (underground churches) di Tanah Tiongkok harus berdukacita atas meninggalnya seorang pendeta senior, Pdt. Samuel Lamb (88 tahun) di Guangzhou. Beliau adalah figur pemimpin kekristenan dalam gerakan gereja bawah tanah yang penting dalam sejarah kekristenan di China. Pdt. Lamb, dirinya dikenal sebagai seorang pejuang kekristenan yang setia dan tidak mau diatur oleh pemerintah komunisme. Disaat pemerintah menawarkan dirinya menjadi pendeta di sebuah gereja pemerintah (established church)-pun, dirinya menolak.  Semangat Pdt. Lamb yang tidak berkompromi terhadap pengaruh komunisme menyebabkan dirinya di tahun 1958 dijebloskan ke dalam penjara. Setelah Pdt. Lamb dikeluarkan dari penjara di tahun 1978, beliau kembali melayani di kompleks ruko di wilayah Yuexiu district dan di luar dugaan jemaatnya berjumlah 5000 orang/ minggu sampai beliau menghembuskan nafas terakhir di tahun 2013. Kematian Pdt. Samuel Lamb merepresentasikan berakhirnya tokoh-tokoh kristen  era 1950-an seperti John Sung, Andrew Gih, dll. Pdt. Lamb, seorang tokoh kristen yang sangat berpengaruh di Canton, khususnya Guangzhou dan ia telah tiada. Banyak pertanyaan demi pertanyaan bermunculan dalam benak orang kristen, salah satunya adalah bagaimana masa depan gereja bawah tanah di Tiongkok pasca Pdt. Lamb telah tiada? Siapakah penerus perjuangan kekristenan yang kembali kepada prinsip Alkitab (Back to the Bible)? 

Di dalam Alkitab, Musa telah dipanggil oleh Allah untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir menuju Tanah Perjanjian Allah. Namun orang-orang Israel bersungut-sungut dan  memberontak kepada Allah karena mereka menilai Allah dan Musa tidak memberikan pengharapan seperti apa yang mereka sangat harapkan. Maka Allah mengutuk mereka dengan mereka hidup di dalam pengembaraan selama empat puluh tahun di padang gurun. Pengembaraan yang menghabiskan generasi pemberontak yang akhirnya meninggal sebelum memasuki Tanah Perjanjian Allah. Akan tetapi, Ironis, Sebelum kematian Musa, Musa naik ke gunung yang tinggi, di sebelah timur Sungai Yordan. Dia bisa melihat lebih ke dalam tanah perjanjian Allah, dari Gurun Negeb di selatan, ke Laut Mediterania di sebelah barat, dan ke utara jauh. Dia bisa melihat ke tanah perjanjian, Destinasi yang hendak dituju selama empat puluh tahun lamanya. Dia bisa melihat ke Tanah Perjanjian tersebut , Tetapi  Ia tidak diperbolehkan memasukinya (Bil.20:12 dan Ul.32:51). Alasan Allah tidak memperbolehkan Musa masuk ke dalam Tanah Perjanjian Allah adalah karena: Problem of Positioning

Di dalam Bilangan 10:2-13 dan Keluaran 17:1-7, Kisah Musa dan Mata Air Meriba menjadi kisah Musa dan Harun salah memposisikan diri disaat Allah menjanjikan air akan keluar dari gunung batu namun Musa mengangkat tangannya dan memukulkan tongkatnya dua kali dan keluarlah banyak air bagi umat israel (Bilangan 20:10-11). Kenapa Musa bisa melakukan kesalahan? Jawabannya adalah karena Musa marah kepada bangsa Israel (Mazmur 106:32-33). Bangsa Israel membuat Musa naik pitam dan emosi dan Musa terbawa emosi untuk melampiaskan emosinya tanpa memperhatikan lagi perintah Tuhan dengan seksama. Akibatnya, aksi kemarahan Musa terhadap bangsa Israel tidak diperkenan oleh Tuhan yang Maha Kudus dan Musa tidak diperkenan Allah untuk memasuki negeri yang diberikan Allah kepada Israel (Bilangan 20:12-13). 

Setelah kematian Musa, bangsa Israel menangisi Musa selama tiga puluh hari lamanya di Moab. Rupanya, duka tidak berakhir di dalam sekejap. Mereka berkabung selama tiga puluh hari. Setelah Musa mati, semuanya pasti berubah. Namun siapkah saudara menerima sebuah perubahan? 

Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah beberapa orang kami dan pergi keluar untuk melawan orang Amalek. Besok aku akan berdiri di puncak bukit dengan memegang tongkat Allah di tanganku. Jadi Yosua melawan orang Amalek seperti yang diperintahkan Musa, dan Musa, Harun dan Hur mendaki ke puncak bukit. Selama Musa mengangkat tangannya, orang Israel menang, tapi setiap kali ia menurunkan tangannya, orang Amalek menang. Ketika tangan Musa menjadi lelah, mereka mengambil batu dan menempatkan di bawah dan dia duduk di atasnya Harun dan Hur mengangkat tangannya -. satu di satu sisi, satu di sisi lain - sehingga tangannya tetap stabil sampai matahari terbenam Yosua mengalahkan tentara Amalek dengan pedang "(Keluaran. 17:9-13 NIV).

Itu menarik untuk melihat bagaimana Musa mengirim muda Yosua ke dalam pertempuran. Meskipun ia mengizinkan Yosua untuk awalnya melawan pertempuran, ia tidak pernah jauh. Dia dalam penglihatan Joshua menunjuk dia ke Sumber kemenangan. Musa bijaksana memungkinkan Yosua untuk melawan dan memenangkan pertempuran, tapi dia memberikan arah untuk mengamankan kemenangan akhir.

Ada pola yang mulai muncul dalam hubungan antara Musa dan Yosua. Pertama, Musa melakukan pekerjaan Allah. Kemudian Musa memungkinkan Yosua untuk melakukan pekerjaan Allah sementara ia berdiri dekat oleh. Pada akhirnya, Joshua akan melakukan pekerjaan Tuhan ketika Musa pergi. Itulah pola Allah untuk membangkitkan generasi baru pemimpin. Pertama, kita melakukan pekerjaan. Kemudian mereka melakukan pekerjaan dengan kami. Akhirnya mereka melakukan pekerjaan.

Tetapi Musa melakukan lebih dari mentor Yosua dalam pekerjaan Tuhan. Dia memuridkan dia dalam berjalan dengan Tuhan. Alkitab berkata, "TUHAN berkata kepada Musa, 'Datanglah ke saya di gunung dan tinggal di sini, dan saya akan memberikan tablet batu, dengan hukum dan perintah saya telah ditulis untuk instruksi mereka.' Kemudian Musa berangkat dengan Yosua pembantunya, dan Musa naik ke atas gunung Allah "(Keluaran 24:12, 13 NIV). Ketika Musa yang mengagumkan perjumpaan dengan Allah, Yosua tidak sangat jauh.

Ketika Musa akan bertemu dengan Allah di "tenda pertemuan" dan kehadiran Allah begitu kuat, Yosua berada di tenda dengan dia. Bahkan ketika Musa meninggalkan tenda, Joshua akan berkeliaran. Dia tidak ingin meninggalkan kehadiran Tuhan. Musa dibimbing Yosua dalam pekerjaan Tuhan, tetapi yang paling penting, ia dibimbing dalam bukunya berjalan intim yang mendalam dengan Allah.

Sangat mudah untuk melatih pria dan wanita untuk melakukan pekerjaan luar Allah, tapi itu hal lain untuk melatih mereka untuk hidup dengan rendah hati Tuhan. Tetapi Musa mengerti bahwa pekerjaan Allah adalah sebuah karya rohani yang akan mengambil orang yang sangat spiritual untuk menyelesaikan. Musa memimpin umat Israel keluar dari Mesir, tetapi Yosua akan membawa mereka ke tanah yang dijanjikan. Karena Musa dibimbing Yosua, pekerjaan yang dilakukan tidak berhenti dengan kematiannya. Sebuah generasi baru siap untuk mengambil tongkat dan menjalankan lomba.Jika kita bijak, kita tidak hanya akan melakukan pekerjaan Tuhan, tapi kami akan menyambut generasi berikutnya untuk mengetahui, mencintai, dan berjalan bersama-Nya. Samuel Lamb telah berpulang ke pangkuan-Nya, who is the next "lambs"?

Solideo Gloria

Daniel Santoso, Guangzhou





Comments

Popular posts from this blog

TEOLOGI DIGNITAS DAN KRISIS POLITIK IDENTITAS oleh Pdt. Daniel Santoso

Politik identitas, Sebuah kosa kata yang seringkali dipahami sebagai pemersatu bagi suatu kelompok yang memiliki kesamaan identitas (in group unity) namun justru mengancam persatuan dan kesatuan bangsa (nation unity), Politik identitas dianggap oleh Francis Fukuyama, penulis buku "The End of History and The Last of Man" sebagai penyebab demokrasi liberal belum sepenuhnya berhasil menjadi ideologi paling berjaya di dalam sejarah peradaban manusia. Isu bangsa, sekte, ras, etnis, gender masih kuat dalam menegakkan paradigma mereka masing-masing daripada kesatuan dalam demokrasi liberal. Sebagai contoh: Di tahun 1943, Terjadi kerusuhan di India antara mayoritas hindu terhadap mayoritas muslim, dimana ada seorang tokoh muslim yang tidak dapat keluar dari kediamannya selama 3 hari karena dikepung oleh massa hindu. Padahal, di kediamannya, ada istri dan bayi yang membutuhkan makanan sehari-hari untuk mereka konsumsi. Mereka juga hanyalah keluarga miskin. Akhirnya, sang tokoh ini kel...

PESAN KASIH ALLAH DALAM KESAKSIAN IMAN CALVIN ROBINSON BAGI PENGANUT LGBT oleh Pdt. Daniel Santoso

Isu LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) semakin marak memperjuangkan kebebasan mereka unutk memperoleh pengakuan dari dunia, perserikatan bangsa-bangsa, bahkan gereja. Tidak heran, kaum LGBT banyak memperoleh simpati dalam memperjuangkan kebebasan hak asasi mereka yang dianggapnya sebagai hak asasi yang harus dihormati. Perjuangan mereka begitu masif menaklukkan semua otoritas yang menghalangi kemerdekaan mereka dalam bentuk demonstrasi masal, seni hiburan, konten media sosial dan bahkan memboikot otoritas gereja. Pope Francis, seorang paus yang tidak setuju dengan LGBT, namun akhirnya ia membebaskan gereja untuk melakukan pernikahan sesama jenis karena menurutnya, semua manusia berhak memiliki keluarga, termasuk LGBT. Tindakan Pope Francis sangat didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sehingga Amerika dan Eropa menjadi zona kebebasan bagi hak asasi LGBT. Ironisnya, Gereja di Inggris ikut membuang iman orthodoks yang setia kepada ajaran Alkitab dan melakukan "pemurtadan...